Hari dimana kita mengenang perjuangan kaum buruh.
Dan sampai batas hari ini, jutaan buruh masih berjuang demi kesejahteraannya!!
May Day tidaklah identik dengan sebuah ideologi
May Day adalah sebuah bentuk perjuangan
May Day adalah sebuah momentum untuk membangun sebuah kesadaran
Hari ini adalah hari besar,
Hari dimana kita dapat memahami arti kesadaran dari sebuah 'kelas'
Pemberian hari libur pada Hari Buruh saat ini harus dilihat secara kritis. Hari libur pada May Day di satu sisi memang memberikan penghargaan atas peran kaum buruh dalam masyarakat. Tidak dipahami dalam bentuk perayaan semata karena pada dasarnya Hari Buruh berlatar belakang dalam konteks perjuangan. May Day harus dimaknai ulang, sebagai bagian perjuangan buruh untuk mendapat kontrol atas hasil produksinya
Harapan Baru
Saat ini Hari Buruh haruslah disikapi dengan cara pandang yang berbeda. Pemberian libur nasional di Indonesia menandakan kelas pekerja buruh begitu dihormati dan dibela hak-haknya sebagai manusia yang dilindungi oleh UUD 1945. Seperti diawal ini tidak dimaknai sebatas libur saja, tetapi juga perjuangan kelas sosial.
Poin penting dalam peringatan Hari Buruh setiap tahunnya bahwa kita diingatkan bersama, yakni pengusaha, pemerintah, dan buruh sebagai kelas sosial bahwa perlu membangun hubungan yang harmonis antara pekerja, pengusaha, dan pemerintah berdasar nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang tumbuh dan berkembang di atas kepribadian bangsa dan kebudayaan nasional Indonesia.
Bagaimana caranya? Saling menghargai atas tugas fungsi dan kinerja masing-masing. Pengusaha diharapkan memenuhi kebutuhan buruh secara konsisten berdasar angka kelayakan hidup di daerahnya masing-masing. Hal ini penting karena dengan terpenuhinya kebutuhan hidup buruh, kinerja buruh menjadi lebih baik yang nantinya juga akan menguntungkan perusahaan.
Di sisi lain, buruh juga perlu menyadari bahwa perusahaan dan pengusaha juga bukanlah tanpa permasalahan. Kerap terjadi di Indonesia bahwa iklim usaha dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, misalnya, cepat atau lambatnya perizinan, biaya–biaya siluman, sampai dengan aksi premanisme struktural yang dilakukan oleh oknum lembaga-lembaga resmi negara.
Hal lain yang tidak kalah penting, transparansi yang dilakukan oleh perusahaan menjadi bagian penting bagi buruh. Transparansi kondisi keuangan dan laba perusahaan hendaknya dilakukan dengan jujur atas dasar azas saling menguntungkan. Ke depan perlu dikembangkan pola seperti di Jepang, Korea Selatan, dan Jerman, bahwa buruh selain memiliki asosiasi buruh mereka juga diberikan hak lain. Hak lain itu adalah keterlibatan mereka untuk memiliki perusahaan, dengan membeli saham atau kepemilikan perusahaan dalam bentuk lain.
Kita Pemain tidaklah harus terjun kelapangan (Demo) untuk membantu perjuangan kaum buruh. Tapi esensi dari hari buruh harus kita tanamkan dalam benak kita hingga menjadi bentuk kesedaran.
Tiap pemain memiliki pandangan tersendiri mengenai hari buruh. Tidaklah salah setiap orang memandang hari buruh secara berbeda. Hari ini , Hari buruh bukanlah hari dimana kita mengenang 'hari kelahiran' atau 'hari jadi pernikahan'. Ini adalah Hari yang sangat penting yang kita peringati sebagai hari perjuangan kaum buruh.
Kita Pemain dapat ikut berpartisipasi dalam hari buruh ini, dengan menanamkan esensi Hari Buruh sebagai kesadaran tersendiri bagi kita.
Cara ini, terbukti ampuh di tiga negara tersebut karena buruh merasa bukan lagi sebagai kelas pekerja, tetapi menjadi bagian dari perusahaan dan merasa sebagai keluarga atau anggota tubuh. Dampaknya adalah mereka akan menjaga keberlangsungan kehidupan perusahaan sebagai tempatnya mencari nafkah.
Mari bersama memaknai Hari Buruh, sebagai harapan baru bagi pola hubungan yang saling menguntungkan bagi pengusaha dan buruh. Pola hubungan ini juga harus dikawal oleh pemerintah lokal agar dapat menguntungkan perekonomian daerah secara maksimal. Tidak ada lagi demo buruh yang anarkis, pengusaha yang egois, dan pemerintah yang apatis, untuk mewujudkan harapan itu. sudah saatnya hari buruh kita jadikan isu bersama semua kalangan.