Anggaran merupakan kasus klasik dalam setiap pengawalan
isu di Kampus. Anggaran yang selama ini tidak transparan membuat geram
organisasi-organisasi kampus. Selama ini ada keluhan-keluhan bahwa “Anggaran
Lembaga A Habis”. Habis? Bagaimana bisa? Berapa kuota anggaran yang didapatkan
oleh masing-masing lembaga Fakultas Ekonomi?
Bukan hanya anggaran lembaga, dalam rangka penjaringan
mahasiswa berprestasi juga kita menemukan hambatan dalam hal pendanaan. Pada
umumnya, lomba karya tulis ilmiah merupakan lomba yang beranggotakan maksimal 3
mahasiswa. Namun, kami mendapatkan laporan bahwa birokrat tidak mampu membiayai
minimal biaya transportasi untuk ketiga delegasi/anggota lombanya. Dan sering
kali disangkutkan dengan anggaran lembaga, bila lembaga yang bersangkutan
mengirimkan anggotanya untuk mengikuti lomba tingkat nasional.
Dalam beberapa pemaparan kasus diatas, maka kami Badan
Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi merasa bahwa harus ada tindakan menanggapi
kasus diatas. Kami melayangkan surat tuntutan kepada pihak kampus, dalam rangka
membahas anggaran kemahasiswaan.
Pada tanggal 31 Desember 2014, kami diundang rapat oleh
birokrat dalam rangka membahas Fasilitas Kampus dan Penentuan Rapat Anggaran.
Pada hari itu juga, kami mengadakan konsolidasi lembaga mengenai pembahasan
tersebut, kami sepakat bahwa anggaran lembaga harus jelas dan harus dipisahkan
dari anggaran mahasiswa berprestasi.
Dalam rapat tersebut, kami membahas mengenai fasilitas
kampus yang menurut kami perlu ada perhatian khusus, dan pembahasan itu juga
berasal dari laporan Advokasi BEM FEKON UNMUL. Pembahasan fasilitas kampus ini
terbilang “rame” karena tidak ada pihak yang ingin disalahkan (akan lebih
lanjut dibahas dalam edisi #KawalFasilitas). Sampai rapat usai, kami belum sempat
membahas penentuan rapat anggaran.
Sampai saat ini, kami belum mendapatkan kejelasan dari pihak birokrat.
Sampai saat ini juga kami terus mengawal tentang anggaran kemahasiswaan
Fakultas Ekonomi. (red : Dept. Advans, CP : 082351371025)
0 komentar:
Posting Komentar