Isu ini merupakan sebuah isu klasik yang langsung
beririsan dengan masyarakat, terutama masyarakat kelas menengah sampai kecil.
Penarikan subsidi BBM oleh Presiden mendapatkan respon negatif dari kalangan
pejuang rakyat kecil.
Kenaikan BBM dirasa sangatlah tidak masuk akal dengan
beradanya harga minyak dunia pada titik terendah sepanjang sejarah. Dengan
dalih pengalihan subsidi ke pembangunan infrastruktur sesuai dengan rancangan
pembangunan yang digagas oleh Presiden Terpilih.
Tindakan itu seraya membuat mata kami terbuka akan
realita masyarakat kecil yang kesusahan ditambah dengan naiknya harga-harga
sembako karena penarikan Subsidi BBM. Tepat pada tanggal 13 Desember 2014 BEM
FEKON mengikuti konsolidasi dengan kawan-kawan ekstern dan organisasi internal
kampus di Halaman Auditorium.
15 Desember 2014, aksi penolakan kenaikan BBM di depan
Kantor Gubernur merupakan langkah konkrit BEM FEKON UNMUL dalam menolak segala
bentuk pemiskinan masyarakat Indonesia.
Sampai saat ini Presiden juga mengambil kebijakan bahwa
harga BBM Jenis Premium tidak mendapatkan subsidi dan mengikuti harga pasar.
Keputusan ini membuat geram sebagian masyarakat Indonesia. Karena jika harga
minyak dunia melonjak naik maka harga bahan pokok juga naik dan menyebabkan
sulitnya untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Sejatinya isu ini merupakan isu yang tiada habisnya untuk
dikawal, maka dari itu kami mengawal isu ini sampai saat ini. (red : Dept. Advans, CP : 082351371025)
0 komentar:
Posting Komentar