Selasa, 27 Januari 2015

Penarikan Subsidi BBM

Isu ini merupakan sebuah isu klasik yang langsung beririsan dengan masyarakat, terutama masyarakat kelas menengah sampai kecil. Penarikan subsidi BBM oleh Presiden mendapatkan respon negatif dari kalangan pejuang rakyat kecil.

Kenaikan BBM dirasa sangatlah tidak masuk akal dengan beradanya harga minyak dunia pada titik terendah sepanjang sejarah. Dengan dalih pengalihan subsidi ke pembangunan infrastruktur sesuai dengan rancangan pembangunan yang digagas oleh Presiden Terpilih.

Tindakan itu seraya membuat mata kami terbuka akan realita masyarakat kecil yang kesusahan ditambah dengan naiknya harga-harga sembako karena penarikan Subsidi BBM. Tepat pada tanggal 13 Desember 2014 BEM FEKON mengikuti konsolidasi dengan kawan-kawan ekstern dan organisasi internal kampus di Halaman Auditorium.

15 Desember 2014, aksi penolakan kenaikan BBM di depan Kantor Gubernur merupakan langkah konkrit BEM FEKON UNMUL dalam menolak segala bentuk pemiskinan masyarakat Indonesia.

Sampai saat ini Presiden juga mengambil kebijakan bahwa harga BBM Jenis Premium tidak mendapatkan subsidi dan mengikuti harga pasar. Keputusan ini membuat geram sebagian masyarakat Indonesia. Karena jika harga minyak dunia melonjak naik maka harga bahan pokok juga naik dan menyebabkan sulitnya untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Sejatinya isu ini merupakan isu yang tiada habisnya untuk dikawal, maka dari itu kami mengawal isu ini sampai saat ini. (red : Dept. Advans, CP : 082351371025)

0 komentar:

Posting Komentar